Langkah awal pekerjaan audit atas laporan
keuangan berupa menghasilkan keputusan
untuk menerima atau menolak penugasan audit dari calon klien atau untuk
melanjutkan atau menghentikan penugasan audit dari klien berulang dalam
mempertimbangkan penerimaan penugasan audit dari calon kliennya, terdapat
delapan langkah yang perlu ditempuh oleh auditor, yaitu:
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan
audit awal
Dalam pernyataan etika profesi no 1 integritas,
objektivitas, dan independesi hal-hal yang berkaitan dengan independensi
auditor diklasifikasikan sebagai
berikut:
·
Hubungan
keuangan dengan klien.
·
Kedudukan
dalam perusahaan.
·
Hubungan
keluarga dan pribadi.
·
Imbalan
atas jasa profesional.
·
Penerimaan
barang atau jasa dari klien.
2. Memahami bisnis dan industri klien
Sesuai dengan
SA Seksi 318 paragraf 02 yaitu dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan,
auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk
memungkinkan auditor mengindentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan
praktik, yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan berdampak signifikan
atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.
3. Menilai risiko bisnis klien
Risiko ini dapat timbul dari berbagai faktor yang
mempengaruhi klien dan lingkungannnya, contohnya yaitu kompetitor, teknologi
baru, kondisi industri, dan regulatory
environment. Berbagai faktor yang
perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko luar biasa
yang mungkin berdampak terhadap penerimaan penugasan audit dari calon klien
dapat diketahui dengan cara sebagai berikut:
·
Mengidentifikasi
pemakai laporan audit.
·
Mendapatkan
informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon
klien
di masa depan.
·
Mengevaluasi
kemungkinan dapat/tidaknya laporan keuangan
calon
klien diaudit.
4. Melaksanakan prosedur analitik pendahuluan
Sesuai dengan SA Seksi 329 paragraf 06, tujuan
prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam
perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk
memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk maksud ini,
prosedur analitik perencanaan audit harus ditujukan untuk:
·
Meningkatkan
pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi
sejak tanggal audit terakhir dan,
·
Mengidentifikasi
bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan
audit.
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko
audit yang dapat diterima serta risiko inheren
Sesuai dengan SA Seksi 312 paragraf 19
yaitu dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam
menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan pertimbangan awal
mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang diharapkan, dalam
keterbatasan bawaan dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup
untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material.
6. Memahami pengendalian internal dan menilai
risiko pengendalian
Untuk menerima penugasan audit, sebelumnya
auditor harus memahami integritas manajemen agar auditor mendapatkan keyakinan
bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya. Berbagai cara yang dapat
ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen antara lain:
·
Melakukan
komunikasi dengan auditor pendahulu.
·
Meminta
keterangan kepada pihak ketiga.
·
Meminta
keterangan dari pegawai perusahaan.
·
Mengamati
aktivitas dan operasional entitas.
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai
risiko kecurangan
Sesuai dengan SA Seksi 316 paragraf 06 yaitu salah
saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan
keuangan dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:
·
Manipulasi,
pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang
menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
·
Representasi
yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi,
atau informasi signifikan.
·
Salah
penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
8. Mengembangkan perencanaan audit dan
program audit secara keseluruhan
Untuk mempermudah pelaksanaan maka auditor harus
menyusun program yang direncanakan secara logis untuk prosedur-prosedur audit
bagi setiap pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat
pengendalian dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan anggaran
dan jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP).
Form form yang dibutuhkan :
Form Clien Information Form _Informasi Klien_ template
download dokumen
Client Information Form
Perpective Client Acceptance Form
Form form yang dibutuhkan :
Form Clien Information Form _Informasi Klien_ template
download dokumen
Client Information Form
Perpective Client Acceptance Form